Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sustained Declines for the first time : Penurunan Berkelanjutan untuk pertama kalinya

Population Boom atau Ledakan penduduk adalah  adalah pertumbuhan penduduk di suatu negara secara cepat dan tiba-tiba serta tidak terkendali.  Tidak banyak yang menyadari bahwa dalam beberapa hari kedepan jumlah penduduk di muka bumi ini akan mencapai 8 miliar jiwa. Pertumbuhan ini sudah menimbulkan kegelisahan bagi banyak pihak termasuk para ahli perubahan iklim yang melihat suhu bumi terus meningkat kemudian salju mencair gletser mencair kemudian di daerah dataran yang lebih rendah pulau-pulau akan tenggelam. Ditambah lagi dengan masalah sampah penghancuran sumber daya yang dikerok makin banyak dan lain sebagainya yang mengakibatkan dengan jumlah penduduk sebesar itu maka teknologi harus didorong sedemikian rupa melahirkan inovasi-inovasi baru agar  umat manusia dapat memperoleh makan.

Paradigma dulu mungkin manusia cukup makan satu kali sehari, tapi kini makan tidak cukup hanya tiga kali satu hari. Kemudian juga jumlah kematian berubah ini mengakibatkan sekarang ini dikatakan lebih banyak orang yang mati karena kekenyangan daripada kelaparan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah populasi meningkat dan gaya hidup yang bertransisi menjadi serba instan.Yang kedua, kita juga mendapatkan informasi kajian-kajian baru menunjukkan bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi yaitu pada tahun 2023 jumlah penduduk India akan menyalip jumlah penduduk Tiongkok. Angkanya cukup fantastis jumlah penduduk India akan mencapai 1 miliar 428 juta sementara penduduk Tiongkok itu akan mencapai 1 miliar 425 juta jadi selisih 3 juta. Setelah itu jumlah penduduk China atau Tiongkok ini akan turun terus sementara India masih naik. 

Namun kita juga melihat di dunia ini ternyata di seluruh dunia ditemukan terjadi penurunan fertility rate, Fertility rate atau tingkat kesuburan ini adalah rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia subur/reproduksinya. Kita tidak bisa langsung mengatakan bahwa tingkat tingkat kesuburan itu hanya semata-mata adalah masalah biologis, akan tetapi ini juga bagian dari masalah culture, masalah ekonomi yang sangat kompleks. Jadi untuk mendapatkan satu orang anak diperlukan satu pasangan. 

Pada tahun 1960 fertility itu, satu pasangan atau satu Ibu ini bisa mempunyai sampai 5 orang anak. Tahun 2020 ternyata sudah turun menjadi 2,3. Tahun 2050 akan turun lagi menjadi 2,1 dan pada tahun 2100 ternyata sudah di bawah 2.  Jika di bawah 2 itu artinya pelipat keadaan penduduk itu sudah turun, jadi satu pasangan itu anaknya sudah di bawah 2. Mengakibatkan jumlah penduduk ini akan mengalami penurunan. Para ahli demografi, telah memprediksi bahwa setengah abad ke depan kita akan memasuki sebuah era baru yang disebut Sustained Declines for the first time. Jumlah penduduk akan sangat berkurang karena sekarang ini, sudah ada 27 negara yang populasinya berkurang sejak tahun 2010.

Mari kita lihat negara-negara yang penduduknya sudah di bawah dua kelipatannya, jadi satu keluarga rata-rata anaknya sudah di bawah 2 itu hampir terjadi pada semua negara NATO. Yang terendah itu berada di Negara Spanyol, Portugal, dan Italia, itu sudah 1,3, serta Kanada sudah 1,5. Tidak mengherankan kalau Kanada ini sangat welcome untuk masuknya imigran karena imigran ini merupakan sumber pertumbuhan ekonomi. Jerman, Belanda dan Inggris itu 1,6, Amerika Serikat 1,7 dan Perancis sudah 1,8 jadi sudah di bawah 2. Di Asia sendiri masih banyak yang berkisar 2 tapi diprediksikan akan turun terus. Indonesia sudah 2,2 lebih baik dari India yang 2,1, kemudian Vietnam sudah 2, hal ini menjadi lampu kuning untuk Vietnam, karena Vietnam ekonominya lagi bagus, dan membutuhkan banyak tenaga kerja, tetapi sekarang Vietnam akan mengalami kekurangan penduduk. Dalam waktu dekat Turki juga sudah 2, Malaysia sudah 1,9 dan Singapore lebih dahsyat lagi 1,2. Singapore ini sudah akan menyusul negara dengan fertility yang terendah di dunia yaitu Korea Selatan dengan angka 0,9, angkanya pun akan turun lagi. Thailand sudah 1,4, di Tiongkok 1,7 bahkan dikoreksi oleh bank sentral dunia menjadi 1,5 dan sejumlah negara lain lagi adalah negara-negara yang ekonominya tidak begitu bagus tetapi angka kesuburannya masih tinggi.

Sekarang mari kita bahas negara-negara yang angka kesuburannya masih tinggi Pakistan 3,3, Mesir 3,1,  Kongo 5, Ethiopia 3,9,  dan Nigeria 6,6. Tidak mengherankan ada yang mengatakan nanti tahun 2100 jumlah penduduk Tiongkok ini dengan fertility yang turun terus maka dari angka yang cukup besar 1,4 miliar ini akan turun menjadi sekitar 700 juta orang. Pada saat itulah tahun 2100 Nigeria akan menyaingi penduduk Tiongkok. Setelah India pada hari ini, kemudian nanti Nigeria yang akan menyalip Tiongkok. Tetapi sebelum menyalip Tiongkok, Nigeria akan menyalip Republik Indonesia yang penduduknya juga akan turun lagi. 

Berdasarkan gambaran tersebut, ternyata angka kesuburan ini turun mengikuti apa yang terjadi dalam pola ekonomi dan juga akses pendidikan bagi kaum perempuan. Karena kalau kaum perempuan pendidikannya semakin baik maka mereka akan menunda usia perkawinan dan kemudian jumlah anak yang dilahirkan juga akan berkurang karena nilai waktu untuk bekerja di dunia industri akan lebih baik. Ketika mereka berada di rumah,  keluarga-keluarga ini akan memberi substitusi dengan  mencari pengganti agar anak bisa dirawat oleh Baby Sitter dan lain sebagainya. Dalam kondisi yang seperti itu, kita akan menyaksikan bahwa ternyata keluarga-keluarga ini akan berubah cara pandangnya. Ketika mereka menikah dengan wanita yang jauh lebih berpendidikan tentu saja suasananya berbeda, mereka bisa mendapatkan kualitas yang lebih baik tetapi jumlah anak yang juga jauh berkurang. Contohnya, sudah terjadi di negara-negara yang jumlah populasinya jauh berkurang sebut saja di Jepang dan di Korea. Ternyata sekarang banyak sekali pasangan yang kecewa dengan pernikahannya dan kemudian beralih kepada tokoh-tokoh animasi. Ini terjadi dalam kehidupan yang disebut sebagai artificial living. Tidak hanya memberi patch buatan, tetapi juga menikah dengan boneka buatan. Victor seksual yang artinya menikah dengan tokoh fiktif .

source ; newyorktimes

Nah apa yang terjadi kalau jumlah populasi ini berkurang? Populasi berkurang ini artinya udara lebih bersih bisa mengurangi tekanan pada alam dan sumber daya alam, tapi juga konsumsi turun. Apakah ini berita baik bagi sejumlah negara? Tentu saja Ini sebuah challenge, karena infrastruktur di mana-mana pasti akan tidak terpakai. Misalnya saja, sekolah sekarang kita menyaksikan sudah banyak sekolah yang kekurangan siswa di beberapa negara, dan banyak sekali perguruan tinggi yang juga kekurangan mahasiswa sehingga memberikan instantive yang lebih besar agar mahasiswa mau kuliah, mahasiswa datang dari negara lain. Kemudian Mall rumah perumahan properti yang dibangun transportasi publik itu juga menjadi lebih kosong, bahkan di Tiongkok harga rumah disamakan dengan harga satu bongkol kubis. Kemudian kita juga melihat tempat-tempat hiburan dan sebagainya itu akan menjadi sepi, rumah ibadah juga kelihatan jauh lebih sepi karena jumlah populasinya mengalami penurunan. 

Namun demikian, belum ada gejala yang baik seperti ini terjadi di negara-negara lain karena produktivitasnya tidak ikut naik seperti yang terjadi di negara-negara industri tapi ada gejala-gejala lain yaitu inovasi bisa jadi akan berkurang karena jumlah penduduk yang pandai, yang berpikir akan semakin berkurang, tekanan-tekanan untuk memperbaiki keadaan juga akan semakin berkurang, tidak ada jaminan pula bahwa dalam masyarakat yang demikian masyarakat yang akan kurang stress, karena ternyata care givernya itu berkurang. Tentu saja ini akan menimbulkan perubahan banyak sekali pemikiran-pemikiran dalam dunia militer karena negara-negara yang memiliki SDM yang jauh berkurang akan mengalami kurang percaya diri dibandingkan ketika mereka mempunyai jumlah penduduk yang jauh meningkat.

Terjadi perubahan pandangan-pandangan tentang ekonomi keluarga dan negara. Di Eropa, transisi sudah dimulai dengan negara-negara yang fertilitynya antara satu setengah sampai dua. Negara-negara ini diserbu oleh para imigran. Italia misalnya, kita melihat muncul rumah-rumah jompo yang menggantikan rumah-rumah bersalin jadi lebih banyak kematian daripada suara bayi yang lahir. Masa pandemi kemarin banyak sekali orang orang tua yang meninggal tidak disaksikan anggota keluarga dan Paus Fransiskus menyebut inilah situasi disebut sebagai Demografik Winter tetap dingin dan gelap. Kita dapat melihat yang terjadi di Tiongkok sekarang .Banyak sekali kota yang dibangun terlalu besar tapi penduduknya berpindah penduduk dan berkurang sehingga muncul banyak sekali apa yang disebut sebagai Ghost City. 

Posting Komentar untuk "Sustained Declines for the first time : Penurunan Berkelanjutan untuk pertama kalinya"