Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Negara-Negara Dengan Sistem Kalender Berbeda

sumber: https://pixabay.com/illustrations/calendar-date-mark-day-hand-4159913/

Budaya merayakan tahun baru merupakan tradisi yang telah ada sejak lama dan tersebar di seluruh dunia. Setiap negara memiliki cara yang berbeda-beda dalam merayakan tahun baru, yang biasanya tergantung pada agama, kebudayaan, dan tradisi setempat.

Di beberapa negara, tahun baru diperingati pada tanggal 1 Januari menurut kalender Gregorian yang paling umum digunakan di dunia saat ini. Pada hari ini, orang-orang biasanya mengikuti tradisi merayakan tahun baru dengan cara berpesta, menonton pertunjukan kembang api, atau hanya bersantai dengan keluarga dan teman-teman.

Di negara-negara yang menganut agama Kristen, tahun baru juga diperingati sebagai hari raya keagamaan yang disebut dengan Festival Epifani. Pada hari ini, gereja-gereja akan mengadakan upacara yang merayakan kelahiran Yesus Kristus.

Di beberapa negara, tahun baru juga diperingati dengan cara yang lebih sederhana, seperti mengadakan pesta keluarga atau bersantai dengan teman-teman. Di negara-negara seperti Amerika Serikat, tahun baru juga diperingati dengan menonton pertunjukan kembang api yang diselenggarakan di taman-taman publik atau di pinggir pantai.

Namun, pada beberapa negara lain, tahun baru diperingati pada tanggal yang berbeda menurut kalender lokal mereka sendiri. Misalnya, di Tiongkok, tahun baru diperingati pada bulan Januari atau Februari menurut kalender Masehi, sementara di Jepang tahun baru diperingati pada tanggal 1 Januari menurut kalender Gregorian. Berikut beberapa negara yang tidak mengikuti kalender Gregorian :

  1. Ethiopia: Negara ini menggunakan kalender milik gereja Ortodoks Tewahedo yang disebut dengan kalender Ge'ez. Kalender ini terdiri dari 12 bulan dengan masing-masing bulan terdiri dari 30 hari, sehingga tahun di kalender Ge'ez hanya terdiri dari 360 hari.

  2. Iran: Negara ini menggunakan kalender Iran yang disebut dengan kalender Jalaali. Kalender ini terdiri dari 12 bulan dengan masing-masing bulan terdiri dari 29 atau 30 hari, tergantung pada fase bulan purnama.

  3. Israel: Negara ini menggunakan kalender Yahudi yang disebut dengan kalender Hijriah. Kalender ini terdiri dari 12 bulan, namun panjang tiap bulannya tergantung pada fase bulan purnama. Tahun di kalender Hijriah juga terdiri dari 354 atau 355 hari.

  4. India: Negara ini menggunakan kalender Vikrama yang disebut dengan kalender Saka. Kalender ini terdiri dari 12 bulan dengan masing-masing bulan terdiri dari 30 hari, sehingga tahun di kalender Saka hanya terdiri dari 360 hari.

  5. China: Negara ini menggunakan kalender Masehi yang disebut dengan kalender Cina. Kalender ini terdiri dari 12 bulan dengan masing-masing bulan terdiri dari 29 atau 30 hari, tergantung pada fase bulan purnama. Tahun di kalender Cina juga terdiri dari 354 atau 355 hari.

  6. Arab Saudi : Penggunaan kalender Hijriyah berlaku tidak hanya di Arab Saudi, tetapi juga di negara-negara Arab Teluk. Adapun negara Arab lainnya ada yang menggunakan kalender Gregorian atau Masehi. Penanggalan hijriyah berdasarkan penampakan bulan, disebut juga sebagai kalender lunar atau qomariyah. Dikenal sebagai kalender umat Islam, hasil inisiatif Umar bin Khattab, radhiyallahu ‘anhu, dihitung dari hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Mekkah ke Madinah. Adapun kalender Masehi, dihitung sejak kelahiran Yesus dari Nazaret, menurut Kristen, 622 tahun sebelum dimulainya kalender Hijriyah. Kalender Hijriyah diakui sebagai penanggalan Islam, identitas dan kebanggan umat Islam. Maka, wajar di negara-negara Arab menggunakan sistem penanggalan ini. Untuk itu, pemerintah Arab Saudi selalu berpatokan dengan Hijriyah. Ini dipraktekkan seperti penanggalan di surat-surat kantor pemerintah, surat keputusan, waktu mulai dijalankan keputusan, masa berlaku di kartu tanda penduduk hingga tanggal kadaluwarsa produk makanan. Baru sejak akhir 2016, Arab Saudi mengadopsi kalender Masehi sebagai ganti Hijriah untuk pembayaran gaji pegawai pemerintah. Langkah ini didasari atas harmonisasi gaji sektor publik dan waktu fiskal pemerintah antara Januari dan Desember. Dengan prosedur baru ini, gaji akan diterima sama, tetapi jumlah hari kerja lebih banyak dari sebelumnya, karena hari di tahun kalender Masehi lebih panjang hari-hari di tahun Islam. Tetapi untuk penanggalan lainnya, tetap berdasarkan kalender Hijriyah. Sebagian masyarakat Saudi bahkan tidak mengenal kalender Masehi. Jika berjanji bertemu atau memutuskan perkara, yang terlintas di kepala mereka adalah tanggal-tanggal di bulan qomariyah.

Namun demikian, meskipun negara-negara tersebut tidak mengikuti kalender Gregorian sebagai kalender resmi mereka, kebanyakan dari negara-negara tersebut juga menggunakan kalender Gregorian sebagai acuan dalam kegiatan sehari-hari.

Posting Komentar untuk "Negara-Negara Dengan Sistem Kalender Berbeda"